Pemprov Jatim Hadapi Potensi Kehilangan PAD dari Pajak Kendaraan Bermotor
mediasurabaya.com - Pemprov Jawa Timur terancam kehilangan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 4 triliun dari pajak kendaraan bermotor (PKB). Berbagai langkah sedang diambil untuk menutupi potensi kehilangan PAD ini.
Diskusi Strategis Dinas ESDM Jatim
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur mengadakan focus group discussion (FGD) dengan tema "Tantangan Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan bagi Pertumbuhan Penerimaan Daerah yang Berwawasan Lingkungan."
Nurkholis, Kepala Dinas ESDM Jatim, menjelaskan bahwa potensi pendapatan dari mineral bukan logam dan batuan (MBLB) di Jawa Timur mencapai 413.858.560 ton, yang tersebar di 28 kabupaten/kota. “Acara ini diadakan untuk menjawab pertanyaan dari kabupaten/kota terkait optimalisasi pajak daerah dari sektor MBLB. Pemprov perlu menggali lebih banyak potensi yang bisa mendatangkan PAD, mengingat berkurangnya persentase pajak kendaraan bermotor tahun depan,” kata Nurkholis di Kantor Dinas ESDM Jatim, Selasa (16/7/2024).
Potensi Pendapatan dari Sektor MBLB
Dari total 413.858.560 ton MBLB, diperkirakan 95.639.518 ton akan diproduksi pada 2024. Jumlah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi alternatif dalam hal penerimaan PAD, yang diperkirakan mencapai Rp 483.249.215.024 bagi pemerintah kabupaten/kota.
Nurkholis menekankan pentingnya optimalisasi pendapatan pajak daerah dari sektor MBLB. “Akan ada bagi hasil 20% masuk ke pemprov dan 75% ke kabupaten/kota. Banyak potensi di kabupaten/kota yang bisa digali untuk memaksimalkan PAD dari MBLB,” tambahnya.
Pengawasan Ketat dan Penanganan Penambang Ilegal
Untuk memaksimalkan PAD dari sektor MBLB, Nurkholis menyebutkan perlunya pengawasan ketat terhadap tambang MBLB. “Pemenuhan kebutuhan MBLB tidak hanya berasal dari pemegang izin sah, tetapi juga dari penambang ilegal. Penanganan penambang ilegal dapat meningkatkan penerimaan daerah secara signifikan,” jelasnya.
Nurkholis menambahkan bahwa potensi MBLB di Jatim saat ini sebenarnya berada di angka 700-800 miliar ton. Oleh karena itu, koordinasi dengan stakeholder terkait dari kabupaten/kota dilakukan untuk menghitung kembali jumlah potensi yang ada. “Angkanya bisa dilihat dari rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB). Jika 20% dari potensi tersebut dimanfaatkan, pemprov dapat meraih PAD yang signifikan tahun depan,” jelasnya.
Tantangan dan Peluang dalam Sektor MBLB
Selama dua tahun terakhir, sektor MBLB di Jatim menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan. Perkembangan pembangunan yang pesat di Jawa Timur menyebabkan meningkatnya permintaan bahan baku MBLB untuk infrastruktur, jalan, gedung, jembatan, pelabuhan, industri, logam, manufaktur, dan energi.
“Permintaan bahan baku pertambangan MBLB terus meningkat seiring dengan pertumbuhan pembangunan, tetapi ketersediaan potensi pertambangan dan luas wilayah tetap. Perkembangan demografi yang terus meningkat menuntut perbaikan standar hidup dan lingkungan. Kita perlu menciptakan solusi agar kekayaan sumber daya pertambangan MBLB dapat memberikan manfaat optimal bagi kesejahteraan masyarakat Jatim,” jelasnya.
Nurkholis menekankan pentingnya kerjasama semua pihak. “Kita perlu duduk bersama agar pertambangan MBLB memberikan dampak positif bagi kesejahteraan warga,” tandasnya.