mediasurabaya.com, SURABAYA - Secara diam-diam, Indonesia telah menjadi salah satu negara dengan pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang cukup tinggi di dunia, khususnya di sektor industri dan tenaga kerja. Berdasarkan survei dari Microsoft, sebanyak 92 persen pekerja di Indonesia sudah menggunakan AI di tempat kerja mereka.

Fakta ini disampaikan oleh President Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir. "Sebanyak 92 persen pekerja di Indonesia sudah menggunakan AI di tempat kerja mereka, sementara di tingkat global baru mencapai 72 persen," ujarnya saat peresmian program studi S1 Sains Data dan S1 Perpajakan Universitas Terbuka pada Senin (24/6). Dharma juga menambahkan bahwa banyak pekerja menggunakan alat-alat mereka sendiri untuk memanfaatkan AI.

Lebih lanjut, Dharma menyatakan bahwa industri atau pemberi kerja juga semakin memperhatikan pemanfaatan AI. Bahkan, sebanyak 62 persen pimpinan perusahaan di Indonesia tidak akan merekrut pekerja tanpa keterampilan AI. Industri kini cenderung menerima pekerja meskipun tanpa pengalaman kerja, asalkan mereka mahir dalam memanfaatkan AI. Fenomena ini harus menjadi perhatian perguruan tinggi agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan industri. Survei tersebut melibatkan 30 ribu partisipan dari 31 negara.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom), Prof. Achmad Benny Mutiara, menyatakan bahwa program studi informatika masih sangat diminati masyarakat. Dengan perkembangan teknologi, muncul pula program studi sains data yang tergolong baru. "Lulusannya dibutuhkan baik oleh pemerintah maupun institusi swasta," jelasnya.

Benny menambahkan bahwa berbagai industri membutuhkan ahli sains data, termasuk e-commerce, kesehatan, keuangan, dan lainnya. Pekerjaan utama ilmuwan data adalah menghadirkan data yang berkualitas, mendeskripsikan, mendiagnosis, memprediksi, hingga memberikan rekomendasi penting berdasarkan data yang dianalisis.